Kasus penipuan surat berharga dan konspirasi di AS banyak terungkap akhir-akhir ini. Yang terbaru adalah kasus yang menimpa Raj Rajaratnam. Namun, ternyata ini bukan kasus dengan kerugian terbesar.
Pada Rabu (11/5) Raj Rajaratnam dinyatakan bersalah atas 14 tuduhan penipuan surat berharga dan konspirasi. Pendiri Galleon Group, hedge fund yang pernah mengelola dana US$ 6,5 miliar, menghadapi 205 tahun penjara ketika ia dijatuhi hukuman pada Juli.
Juri New York menemukan bahwa Rajaratnam membuat hampir US$ 64 juta dari perdagangan yang berbasis pada informasi rahasia dari jaringan eksekutif perusahaan dan pedagang sekitar perusahaan seperti Goldman Sachs, Google dan Intel. Dia menghadiahi mereka yang memberikan informasi rahasia. Salah satunya dengan membayar Anil Kumar, kemudian eksekutif di McKinsey, US$ 500 ribu per tahun untuk tips tentang klien perusahaan.
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
Keputusan juri tersebut akan menjadi kemenangan penting bagi jaksa pemberani, yang mengangkat insider trading dan penyalahgunaan pasar sebagai prioritas, dan menyebabkan banyak perusahaan berpikir kembali kebijakan insider trading dan kepatuhan mereka.
Sepuluh tahun terakhir, ada beberapa kasus terbesar insider trading di Amerika. Ini termasuk kasus-kasus seperti Galleon di mana orang ditemukan bersalah, kasus di mana protagonis mencapai kesepakatan dengan Securities and Exchange Commission tapi tidak mengaku bersalah, dan satu kasus yang masih di pengadilan.
Kasus SEC melawan Angelo Mozilo pada 2009 adalah kasus terbesar dalam sepuluh tahun, dengan nilai dugaan laba ilegal atau penghindaran kerugian mencapai US$140 juta. Pendiri dan CEO Countrywide Financial ini didenda karena menjual saham Countrywide berdasarkan informasi non publik, dengan kesepakatan mencapai US$67,5 juta.
Kemudian kasus SEC melawan Klenneth Lay pada 2004 dengan dugaan laba ilegal atau penghidnaran kerugian sebesar US$90 juta. Skema yang luas untuk menipu dengan memalsukan hasil keuangan Enron dan memperdagangkan saham Enron berdasarkan informasi material non publik. Ia dinyatakan bersalah atas penipuan dan konspirasi, tapi tidak untuk insider trading.
Kasus AS melawan Rajaratnam menempati posisi ketiga dengan dugaan laba ilegal dan penghindaran kerugian mencapai US$52 juta.
Sementara di posisi keempat, senilai US$31,7 juta, ditempati kasus SEC dengan Samuel E. Wyly, Charles J. Wyly, Jr., Michael C. French dan Louis J. Schaufele III pada 2010. Skema penipuan selama 13 tahun, untuk menahan dan memperdagangkan pulihan juta efek dari perusahaan publik yang mereka kuasai di dewan. Kasus ini masih berlanjut hingga sekarang.
Di tempat kelima, kasus SEC melawan Lou L. Pai senilai US$31,5 juta pada 2008. Pendiri, ketua dan CEO Enron Energy Services didenda karena menjual saham Enron berdasarkan informasi non publik. Kesepakatan mencapai US$31,5 juta.
Sedangkan kasus SEC dengan Lanexa Management LLC dan Thomas C. Hardin pada 2010, berada di peringkat keenam, dengan dugaan laba ilegal dan penghindaran kerugian mencapai US$20 juta. Tiga pengacara didenda karena memberi tip dalam pertukaran untuk suap dari pedagang dan sebuah perusahaan perdagangan. Hardin diperintahkan untuk membayar US$19 ribu untuk pengadilan.
Selanjutnya adalah kasus SEC dengan Mitchel S. Guttenberg senilai US$15 juta pada 2007. Sebanyak 14 terdakwa dituntut sehubungan dengan dua skema insider trading terkait yang melibatkan karyawan pada UBS dan Morgan Stanley Securities. Kesepakatan Guttenberg mencapai US$15,8 juta.
Di posisi ke-8, ada kasus SEC dengan James W. Self, Jr dan Stephen R.Goldfield senilai US$14 juta. Ia didenda karena kasus insider trading seputar pengumuman bahwa AstraZeneca akan mengakuisisi MedImmune, Inc, dengan kesepakatan mencapai US$16,7 juta.
Sementara urutan ke-9 dan ke-10, ada kasus SEC dengan Nicos Achilleas Stephanou dan SEC dengan Reza Saleh dan Amir Saleh, masing-masing senilai US$11,6 juta dan US$8,6 juta.
Meskipun kerugiannya cukup besar, semua kasus ini tampak kecil dibandingkan kasus-kasus insider trading besar sebelumnya. Misalkan saja Ivan Boetsky yang pada 1986 didenda US$ 100 juta (sekitar US$ 240 juta hari ini), dan Michael Milken yang pada 1990 didenda US$ 600 (sekitar US$ 1 miliar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar