Air Terjun Bantimurung merupakan obyek wisata alam di Sulawesi Selatan yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
Air Terjun Bantimurung berada di wilayah Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Air terjun ini memiliki lebar 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun.
Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air selama ratusan tahun. Kedalaman air di permandian ini antara mata kaki hingga ke pinggang.
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
Di sebelah kiri air terjun terdapat tangga beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju dua gua yang ada di sekitar air terjun, yaitu Gua Batu dan Gua Mimpi dengan panjang lorong 1500 m dan memiliki ornamen-ornamen yang menakjubkan.
Selain memiliki air terjun yang mempesona, kawasan wisata Air Terjun Bantimurung juga menjadi habitat berbagai spesies kupu-kupu yang langka, sehingga penjajah Belanda pernah menjuluki tempat ini sebagai âKingdom of Butterflyâ.
Bahkan, seorang naturalis asal Inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah tinggal di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk meneliti 150 spesies kupu-kupu yang tergolong langka itu.
Hingga saat ini, para pengunjung masih dapat menyaksikan indahnya warna-warni kupu-kupu dengan berbagai spesies yang berterbangan ke sana â ke mari di antara bunga-bunga dan semak-belukar yang memenuhi gunung batu Bantimurung.
Obyek wisata Air Terjun Bantimurung terletak sekitar 20 km dari Bandara Hasanuddin, 15 km dari kota Maros, dan 50 km dari Kota Makassar. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil pribadi dari Kota Makassar sekitar 1 jam. Jika pengunjung berangkat dari Bandara Hasanuddin, perjalanan dapat ditempuh dengan mobil pete-pete (mikrolet) atau bus wisata sekitar 30 menit.
Di sisi sejarah, Bantimurung berasal dari dua kata dalam bahasa Bugis halus. Dikatakan dalam suatu cerita rakyat setempat bahwa air terjun tersebut ditemukan oleh Karaeng Simbang, seorang bangsawan setempat bersama pengikutnya.
Karena suara air terjun yang menderu-deru, Karaeng Simbang menamakan air terjun itu dengan cara menggabungkan dua kata “benti” yang berarti air dan “merrung” yang artinya bergemuruh. Seiring perkembangan jaman dan bahasa setempat, Bentimerrung lama kelamaan dilafalkan menjadi Bantimurung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar